Laman

Kerajaan Berau Bersatu Ke dalam Kerajaan Majapahit

Kerajaan Berau Bersatu Ke dalam Kerajaan Majapahit
Berdasarkan data pada atlas Sejarah oleh Prof. Mr. Muhammad Yamin, Nusantara, Tanah Air Bangsa Indonesia, menurut Para Panca 1365, seluruh Pulau Kalimantan termasuk Berau, Pulau-pulau Solor (Sulu), Mindanao-Selatan bersatu dengan Majapahit.
Pada halaman 17 dari peta tersebut Berau dinamai BERAYU wilayahnya mulai Tanjung Mangkalihat, Bulungan, Tidung dan Sabah. Luas wilayah kekuasaan kerajaan Berau ini diakui pula oleh ilmuan Belanda H. J. Grizen seperti berikut :
“Pada zaman dahulu beberapa Kepala Pemerintahan di daerah Kalimantan Utara Berasal dari Berau sebelum Berau terpecah menjadi dua kerajaan, Bulungan dan Tidung termasuk wilayahnya. Bahkan kerajaan Alas dan Tungku yang sekarang diduduki Inggris, termasuk kawasan Berau.
Dengan diilhami oleh “SUMPAH PALAPA” yang dicetuskan Mahapatih Gajah Mada (1319-1964) pada tahun 1334 yang isinya akan mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil di seluruh Nusantara dibawah bimbingan Majapahit, Jai Surya Nata Kesuma Raja Berau pertama, berhasil menerapkan sumpah itu, mempersatukan tujuh wilayah yang terbentang dari Tanjung Mangkalihat sampai sungai Kinabatangan berbatasan dengan kerajaan Berunai.
Sumpah PALAPA itu berbunyi : “Namun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, namun huwus kalah ring Gurun ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik Samana ingsun amukti palapa”. (Jika telah berhasil mempersatukan Nusantara, saya akan baru beristirahat jika gurun, “Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompu, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik telah bersatu, baru aku akan beristirahat”).
Menilai dan menghargai perjuangan seperti yang dikemukakan diatas, serat meneliti hasil Tim Pencari Fakta yang terdiri dari Mayor Armyn, Kapten Syahranuddin, Drs. Syahrial Hanan, Mohd. Noor, ARS, Kodam IX Mulawarman, berkenan mengabadikannya menjadi KOREM 091/Aji Surya Nata Kesuma yang pertama kali bermarkas di Tarakan pada tahun 1981, sekarang bermarkas di Samarinda. Kebenaran sejarah bahwa Raja Pertama di Kerajaan Berau, adalah Aji Surya Nata Kesuma, diakui pula oleh Pemerintah Propinsi Daerah Kalimantan Timur dalam buku “ Sejarah Pemerintah Di Kalimantan Timur Dari Masa Ke Masa” halaman 91, tahun 1990.
Pada abad ke XIV sampai abad ke XV DR. J. Eisenberger menulis sebagai berikut :
“Pada beberapa tempat di Kalimantan mengalami kembali pengaruh Hindu, dalam periode ini bercampur dengan Kebudayaan Jawa, berhubung pengaruh tersebut datangnya dari Kerajaan Majapahit. Pada pertengahan abad ke XIV (1365) daerah yang bersatu dengan kerajaan Majapahit yaitu kerajaan kota Waringin, Sampit Kapuas, Banjarmasin (Ibu kotanya Tanjung Pura di Sungai Pawan). Hulu Sungai Mayan di Kalimantan Barat, ditengah-tengah Sukadana, Muara Barito, Tabalong di Amuntai, pulau Sebulu, Pulau Laut, Pasi, Kutai dan Berau.
Daerah taklukan ini, dalam catur wulan pertama abad ke XV lepas dari kekuasaan kerajaan Majapahit.
Daerah Berau yang dipimpin oleh Aji Surya Nata Kesuma kembali sepenuhnya memerintah kerajaan, lepas dari kerajaan Majapahit. Keutuhan wilayah dapat dipelihara dan dipertahankan oleh turunannya sampai generasi yang kesembilan yaitu Raja Aji Dilayas.
Pada permulaan abad ke XVII, kerajaan Berau, diperintah oleh raja-raja secara bergiliran, turunan Pangeran Tua dan Pangeran Dipati Putera Raja Aji Dilayas yang berlainan ibu. Pada saat menentukan giliran pengangkatan penguasa inilah, terjadi perbedaan pendapat yang tidak jarang menimbulkan insiden. Akan tetapi dengan berkat kemauan yang baik dengan jalan musyawarah perselisihan itu dapat diatasi. Tidak ada cerita lisan ataupun tertulis, salah satu pihak meminta bantuan, apalagi intervensi pihak asing untuk menyelesaikan masalah mereka, seperti yang ditulis oleh penulis Barat antara lain Informasi Forster tahun 1770 di dalam buku “Aanteekeningen Omtrent Een Gedeeite Der Oestkust van Borneo door J. Hagemen Joz 1888 halaman 101.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar